Jumat, 10 Februari 2012
Misteri rahasia kekuatan ilmu santet
Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana memasukkan benda
atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan
menyakiti.
Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau
seekor binatang berbisa yang dikirim secara
gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang
dengan tujuan menyakiti orang tersebut.Seperti
ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa
merupakan ilmu putih atau ilmu hitam
tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah
untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi
dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan
dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan
diselewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya,
misalnya yang aslinya digunakan untuk
menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap,
oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk
menidurkan calon korbannya.
Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras
atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk
membuat orang lain terlena bujuk rayunya.
Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita
kenal dengan istilah gendam.
Walaupun proses santet yang gaib ini sulit
dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara
logis santet dapat dimengerti sebagai proses
dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim,
benda-benda seperti paku, jarum, beling,
ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi
menjadi energi.
Kemudian dalam bentuk energi, benda ini
dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai
sasaran, energi ini diubah kembali menjadi
materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim,
misalnya beling dan binatang berbisa akan
masuk ke tubuh seseorang yang merupakan
sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis
benda-benda yang tadi dimasukkan melalui
santet ini akan menimbulkan kesakitan pada
tubuh orang yang disantet.
Selanjutnya penulis akan membahas ilmu santet
lebih ke arah santet sebagai ilmu hitam.
Berdasarkan pengetahuan penulis, ada dua jenis
santet menilik dari jenis ekuatan yang dijadikan
sumber kekuatannya.
Pertama adalah santet yang dalam prosesnya
memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti
jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam
pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja
sama dengan makhluk gaib sebagai media
pengiriman santet.
Untuk mengajak si makhluk gaib untuk
dijadikan “kurir” ini tentu saja pelaku antet
harus memberikan imbalan sesuai yang diminta
oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji
khusus yang diperuntukkan makhluk gaib
sebagai makanan untuknya.
Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai
permufakatan makhluk gaib dengan pelaku
santet. Setelah imbalan yang dijanjikan
disepakati, maka “sang kurir” pun akan
melakukan tugasnya membawa santet menuju
sasaran.
Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang
disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh
pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si
makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku
santet. Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah
yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.
Kedua, adalah santet yang bersumber dari
kekuatan batin. Santet dengan metode ini
membutuhkan kekuatan batin yang biasanya
diperoleh dari laku spiritual.
Pada saat penggunaannya santet dengan
kekuatan batin biasanya dibantu dengan
kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat
dari pelaku. Misalnya santet dengan
menggunakan media bambu apus yang ketika
hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan
mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku
santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan
berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang
bayi (sasaran).
Konon, dengan cara demikian, seseorang yang
dituju tidak bisa buang air besar maupun air
kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet
ini bersumber dari memusatan kehendak batin
saja. Sedangkan peran dari ritual, seperti
membaca mantera atau laku tirakat lain
merupakan sarana penunjang yang mampu
membantu visualisasi batin sehingga bertambah
kuat.

0 komentar:
Posting Komentar